MENANTUNYA GUSTI ALLAH
Seorang pemuda yang sedang tergila-gila pada tasawuf, akhirnya mengalami ekstase spiritual (jadzab) dan berperilaku agak “aneh-aneh”. Setiap ada pertanyaan dari orang, ia selalu menjawab dengan memanggil nama Allah.
Entah apa yang menggerakkan orang ini hingga kemudian mendatangi seorang Kiai yang memiliki karamah tinggi, yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
“Assalamu’alaikum….”
“Wa’alaikum salam,” jawab Kiai. “Maaf, ini bukan rumah Allah,” lanjut Kiai.
“Ya, saya tahu. Saya datang ke sini justru minta di antar ke rumah mertua saya. Saya rindu sekali sama mertua, he…he…he..”
“Mertuamu siapa?”
“Pak Kiai, saya ini menantunya Allah, tentu saja mertua saya, ya Allah…”
Kiai sedikit heran, tapi kemudian ia baru paham.
“Kalau begitu, tunggu sebentar ya!” Kiai masuk ke dalam, dan tak lama ia sudah mengenakan jubah besar dengan aroma wewangian yang sangat magis.
Tatkala melihat penampilan Kiai, si pemuda terperanjat kaget.
“Mau ke mana Pak Kiai?”
“Katanya Anda mau di antar ke rumah mertuamu. Ayo, ikut saya!” Kiai lalu menggandeng pemuda tadi.
“Nah, ini rumah mertuamu. Silakan masuk dan ucapkan salam,” ujar Kiai seraya menunjuk rumah Allah, yang tak lain adalah masjid.
Seorang pemuda yang sedang tergila-gila pada tasawuf, akhirnya mengalami ekstase spiritual (jadzab) dan berperilaku agak “aneh-aneh”. Setiap ada pertanyaan dari orang, ia selalu menjawab dengan memanggil nama Allah.
Entah apa yang menggerakkan orang ini hingga kemudian mendatangi seorang Kiai yang memiliki karamah tinggi, yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
“Assalamu’alaikum….”
“Wa’alaikum salam,” jawab Kiai. “Maaf, ini bukan rumah Allah,” lanjut Kiai.
“Ya, saya tahu. Saya datang ke sini justru minta di antar ke rumah mertua saya. Saya rindu sekali sama mertua, he…he…he..”
“Mertuamu siapa?”
“Pak Kiai, saya ini menantunya Allah, tentu saja mertua saya, ya Allah…”
Kiai sedikit heran, tapi kemudian ia baru paham.
“Kalau begitu, tunggu sebentar ya!” Kiai masuk ke dalam, dan tak lama ia sudah mengenakan jubah besar dengan aroma wewangian yang sangat magis.
Tatkala melihat penampilan Kiai, si pemuda terperanjat kaget.
“Mau ke mana Pak Kiai?”
“Katanya Anda mau di antar ke rumah mertuamu. Ayo, ikut saya!” Kiai lalu menggandeng pemuda tadi.
“Nah, ini rumah mertuamu. Silakan masuk dan ucapkan salam,” ujar Kiai seraya menunjuk rumah Allah, yang tak lain adalah masjid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar